Cobaan adalah tantangan atau ujian yang diberikan oleh tuhan terhadap
seorang insan untuk menguji sejauh mana kesabaran insan tersebut. Jika
kita mendapatkan kesusahan, kita jangan berasumsi bahwa itu semua adalah
garis tangan kita, maka alangkah baiknya mari kita intropeksi diri
untuk menoleh kebelakang untuk mengetahui apakah kesusahan itu datang
dari Tuhan atau datang karena kesalahan kita sendiri, jadi itulah
gunanya menoleh kebelakang.
Jadi fenomena cobaan itu semau tidak
akan datang dari Tuhan tapi pasti dari kesalahan yang kita perbuat
sehingga cobaan itu bermacam-macam bentuknya yaitu: ujian, peringatan
atau teguran dari Tuhan buat kita.
Cobaan tidak hanya dalam
kesengsaraan tapi bisa juga sebagai kebahagian atau kesenangan dalam
kehidupan salah satu contoh seorang yang serba kecukupan dalam arti
materi (kaya) itu semua adalah ujian dari tuhan apakah harta itu di
jalankan di jalan-Nya atau tidak? Sehingga kelak akan diminta
pertanggung jawaban di sisi-Nya, memang kalau ujian seperti ini tidak
terasa untuk saat ini tetapi kelak pada yaumul akhir, jadi bukan hanya
ini semua yang akan diminta pertanggung jawaban. Kita sebagai umat
manusia hidup di dunia akan diminta pertanggung jawaban di hari kelak
nanti.
Jadi kita harus selalu mengintropeksi diri dengan apa yang
kita lakukan setiap hari apakah sudah sesuai dengan jalan-Nya sehingga
ujian seperti ini kita bisa lalui dan menjadi harapan kita hidup
sejahtera dunia akhirat.
Memang sangat jelas bahwa cobaan itu
adalah yang tidak sesuai dengan pikiran atau kehendak hati kita, yang
sering terjadi dan menjadikan manusia selalu komplin dan mengeluh dengan
adanya cobaan ini, terus apakah kita melihat itu semua adalah teguran,
sebagai peringat atau mungkin ujian dari tuhan buat kita untuk menguji
sebesar mana keimanan kita?. Maka dari itu tujuan atau fungsi untuk
mengintropeksi diri sehingga kita tahu apa kesalahan kita sehingga kita
mendapatkan cobaan ini dan juga kita tahu solusi untuk keluar dari
maslah yang kita hadapi dan tidak menyalahkan semua cobaan itu
semata-mata dari Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi kebanyakan manusia
menganggap yang tidak enak dihati adalah ujian atau cobaan dari Tuhan.
Maka anggapan itu semua adalah salah kenapa? Kerena di balik itu semua
ada skenario dari Tuhan sesuai dengan firmannya
“Dan sesungguhnya
akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berikan berita gembira
kepada orang-orang yang sabar” (QS: Al Bagarah: 155)
Jadi sangat
jelas apa yang terkandung dalam ayat di atas bahwa Tuhan akan memberikan
cobaan kepada setiap manusia dan akan memberiakan kabar gembira apabila
mereka menjalani cobaan dengan sabar
Dan jangan takut atau
sedih apabila diantara kita mendapatkan cobaan yang tidak enak atau
menyedihkan menurut kita, kita harus percaya dan percaya disetiap cobaan
pasti ada hikmah dibalik itu semua, firman Tuhan
“Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sessunggunya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan” (QS: Al Insyirah: 4-5)
Sungguh
Tuhan tidak bermain-main dalam memberikan cobaan pada manusia dan Tuhan
tidak akan memberikan cobaan di luar kemampaun kita. Jadi cobaan yang
kita alami adalah hanya di batas kemampuan kita sebagai manusia sehingga
kita anggap cobaan itu adalah di luar kemampuan kita, karena kita
sebagai manusia yang kurang sabar dalam menjalani semua cobaan yang
diberikan oleh Tuhan kepada kita. Maka dari itu tuhan mengulang
kata-katanya hingga dua kali untuk memperjelas bahwa ada kesusahan pasti
ada kemudahan.
Islam telah mengajarkan kepada umatnya bahwa tidak
ada sesuatu apapun yang telah diciptakan di dunia ini melainkan pasti
ada manfaatnya. Tidak ada yang diciptakan dengan sia-sia, dan tidak ada
pula yang diciptakan tanpa tujuan. Tuhan telah memperhitungkannya dengan
sangat sempurna. Bahkan Islam mengajarkan bahwa setiap cobaan itu
merupakan salah satu bentuk pembersih dari dosa-dosa yang telah
diperbuat, cobaan merupakan tanda cinta dari Tuhan. Semakin Tuhan
mencintai seorang hamba maka semakin banyak cobaan yang akan
diberikan-Nya. Hal itu tidak lain hanyalah untuk semakin meningkatkan
rasa cinta dan kedekatan umatnya kepada-Nya.
YAKUSA……!!!!!!!
Jumat, 06 April 2012
Rabu, 04 April 2012
Keadilan Sosial dalam Persektif Islam
konsep kedilan ini sudah tentu
memiliki implikasi terhadap aktifitas manusia. Tuhan memerintahkan pada kita
untuk berbuat adil pada semua manusia dan tidak boleh membeda-bedakan. Dalam
islam keadila ini ini bagaimana menjadi renungan bagi kaum muslimin untuk
selalu menoleh kebelakang sehingga menjadi orang-orang rahmal’alamin.
Keadilan diartikan sebagai suatu paham kesamaan antar
manusia, dalam konteks ini dimengerti bahwa tidak ada perbedaan antara manusia
atas alasan apapun. Secara umum adil aadalam sama akan tetapi sama belum adil,
sehingga dalam islam diatur bagaimana kita menjadi orang-orang yang aidl,
contoh dlam pembagian harta (waris) yang mana laki-laki lebih banyak dari
perempuan, secara rasional ini tidak adil, sehingga akan menciptakan
diskriminasi . diskriminasi adalah suatu hal yang abnormal. Abnormal karena
kelainan itu bertentangan dengan jati diri primordial manusia. Dalam pandangan
Islam keberadaan individu dan masyarakat adalah sama pentingnya. Sebagai
individu, manusia memiliki kemerdekaan yang penuh. Namun ketika ia berada di
lingkup masyarakat, maka kebebasan pada dirinya menjadi terbatas.
QS.
An Nahl (16) :71
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى
بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَى مَا
مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
Dan
Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki,
tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki
mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan)
rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?
Dalam
konsep keadilan akan berdampak kepada kesejahteraan. Kesejarteraan definisi
secara sederhana adalah damai, makmur dan laian-lainnya. Islam secara bahasa
adalah adalah damai, makmur, secara kasat mata islam sudah mengajarkan kedamian
dalam kehidupan dunia dan akhira, dalam kihidupan sehari-hari konsep
kesejaheraan hanya yang dibutuhkan kesejahteraan dunia akan tetapi islam yang
diajrakan bukan dinia saja akan tetapi dunia akhirat.
Melihat
hal semacam ini maka diperlukan sebuah aturan bersama (common rules) yang
berfungsi menjamin kepentingan-kepentingan indivudu dapat dicapai tanpa harus
mengorbankan kepentingan masyarakat. Wilayah inilah yang kemudian disebut
sebuah perspektif tentang keadilan dalam islam. Keadilan dalam hubungannya
dengan status dan lingkup sosial adalah bahwa Islam memberikan panduan
moralistik agar manusia dapat hidup berdampingan secara damai dan bersahabat
dengan manusia lain meskipun berbeda suku, agama dan ras. Sedangkan konsep
keadailan ekonomi adalah bahwa Islam sangat menekankan persamaan hak dan
menghindari segala bentuk kepincangan sosial yang dimulai dari kepincangan
ekonomi. Dengan demikian, konsep-konsep keadilan sosial dan keadilan ekonomi
dalam perspektif Islam adalah disandarkan pada ajaran bersaudara.
Dalam
al-qur’an kita diwajibakan untuk member harta kita kepada orang lain sehingga terjadi
kesamaan dalam kehidupan, dalam islam menyatakan bahwa disetiap harta yang kita
miliki ada sebagian hak mereka, sehingga diwajibkan member harta kita kepada
orang lain, dalam hadis rasulullah tangan di atas lebih baik dari pada tangan
di bawah, apabila umat islam atua muslimin memahami ini semua akan tidak ada
yang namanya kemiskinan,
Langganan:
Postingan (Atom)